Jumat, 11 September 2009

Jatuh Terlalu Dalam

Akupun berpura- pura tak tahu perasaanmu terhadapnya.

Aku hanya ingin melengkapi hatiku dengan perasaanku padamu.

Aku hanya ingin menyenangkan perasaanku.

Dan ingin semuanya berbalik.

Ego aku semakin membuat aku terluka.

Aku semakin menghambat pertumbuhan sayapku,

sehingga aku semakin lama untuk ingin pergi terbang.

Sedangkan mimpimu akan selalu tentang dia.

Aku hanya tempat untuk belajar berjalan darinya.

Menyenangkanku adalah biasa bagimu.

Tapi aku tak menangkap itu.

Aku terlarut dalam gelap yang selalu rindu akan cahayamu.

Aku tempat menerima pengalamanmu.

Bukan tempat membagi sayangmu.

Aku hanyalah orang yang rindu akanmu,

dan berharap untuk sempat memilikimu.

Orang- orang yang mengelilingiku

tak cukup untuk mengepakkan sayapku,

tak cukup membuatku terbang dari anganku.

Tapi orang- orang itu perlahan- lahan membuatku tenang ,

dan membuatku mengerti keadaan yang sebenarnya.

Membuat aku rindu untuk terbang darimu.

Mengertilah aku…

Waktu yang aku tunggu

Ku Menunggu Waktu

Dan aku memaksa kupu- kupu hidup dalam kaca.

Aku menghalangi daurnya terjadi.

Aku menghambat metamorfosisnya.

Aku pun senang terperangkap di dalamnya.

Membuat bayang- bayang semu tentang kenyataan.

Menghambat semua berkembang.

Bukankah aku yakin akan lepas.

Dan mengalami daurku sendiri.

Dan terbang menjadi kupu- kupu yang baru.

Yang indahkan dunia dengan sayapku.

Aku semakin ingin bermain.

Dan bermain dalam telungkup kaca yang panas.

Aku tak gentar dengan diriku sendiri.

Dan aku tak takut untuk bernapas di dalamnya.

Aku tau hanya sedikit udara dalam kaca itu.

Yang dapat membuatku bertahan di dalamnya.

Aku menunggu waktu dan pemiliknya.

Untuk mengeluarkan aku dari kaca terpana.

Kaca pembunuh waktuku.

Aku selalu menunggu waktu.

Agar permainan segera berakhir.

Dan aku melepas kupu- kupu dari kaca.

puisiku

The Night

Malam … Kenapa kau tak bersahabat denganku.

Saat ini kamu membuatku rindu padanya.

Kau membuat mataku tak dapat terpejam.

Gelap… Larutkan aku pada tidurmu.

Hingga aku buta melihat kenyataan.

Hingga aku lupa pada keadaan.

Mimpi… temani aku dalam tidurku.

Berikan aku cerita terindahmu.

Bawa aku terbang dalam khayalmu.

Aku ingin terbangun saat kau ada disisiku.

Aku ingin terbangun saat keindahan datang padaku.

Aku ingin terbangun saat kerinduan tak lagi ada.

Lupakanmu

Ku melihat bayanganmu dibalik api lilin itu.

Ku merasa ada sesuatu yang ingin kau sampaikan.

Ku tiup lilin sehingga aku tak dapat melihat bayanganmu.

Ku merasa tenang dalam gelap malam ini.

Aku berbaring dalam malam.

Aku terlelap dalam ketenangan.

Aku ingin seperti ini.

Aku ingin mimpi kembali.

Ku nyalakan lilin, tapi tak ada bayangmu lagi.

Dan aku merasa senang dengan semua ini.

Merasa semua terang kembali.

Dan udara pun tenang seperti hati ini.

Sabtu, 22 Agustus 2009

Surat Sahabat Untukku

Iva…

Apa yang harus ku lakukan untukmu?

Biar ku sekakan air mata pada pipimu, ku isap agar lenyap

Luka masa lalu itu tak perlu kau awetkan seperti

kupu- kupu dalam kaca.

Kau menghambat proses metamorfosisny,

Ia merindukan kepompong tempat asalnya.

Segala sesuatu mengalami daurnya sendiri,

biarkanlah proses alamiah itu terjadi.

Bila kau menghambatnya,

Kau mencabut kesempatan untuk lahir kembali

Menjadi makhluk yang lebih indah.

Kau jangan menjadi pengecut yang gentar

bersikap jujur pada perasaan- perasaan terdalamnya

sendiri…

mencintai bukanlah persoalan menang atau kalah,

cinta telah cukup untuk dirinya sendiri,

dan mencintai tidaklah pernah salah….

Songlit-gerimis

untukmu

Air dan hujan

Air hujan pun tak ingin membatu.

Air hujan ingin jatuh dengan lembut.

Pada tempat terbaik yang haus akannya.

Membuat keindahan dari harapnya.

Tak ingin berlebih dan tak ingin kurang.

Aku lah hujan.

Aku selalu hadir saat kau terluka.

Dengan air dari mata cinta.

Aku selalu ingin kau tertawa.

Dibalik jatuhnya hujan dari mataku.

Aku lah air.

Aku akan pergi bila matahari menyinarimu.

Aku tersengat rasa panas.

Dan aku harus pergi untuk sinarmu.

Aku akan pergi jika kau bercahaya karnanya.

Dan jika kau terluka karena sinarnya.

Aku akan datang dengan air dari cinta.

Mencintai tidaklah salah bagi aku.

Dan hujan pun tidak akan salah pada tempatnya.

Hujan pun ingin menumbuhkan senyuman.

Tidak ada yang salah pada dirimu.

Karena kau juga tak memilih perasaan.

Perasaan datang dari pemberinya.

aku pun tak akan menyalahkan perasaan.

Dan air hujan pun tak ingin membatu.