Jumat, 14 Agustus 2009

Tears

Letihku berjalan mengiringimu. Langkahmu terlalu cepat. Tiba- tiba kamu berhenti, kau tanyakan “ Apa kamu Letih?”. Aku hanya diam dan berusaha berjalan lagi tanpa melihat wajahmu. Kita lewati beberapa toko yang ramai dan kamu sejenak berhenti untuk melihat- lihat dari kaca pintu toko itu, aku berhenti dan menoleh ke arahmu, lalu kamu tau maksudku, kamu berjalan lagi dengan langkah yang tak begitu cepat. Lagi- lagi kamu berhenti, tapi kali ini kamu masuk ke dalam sebuah rumah yang tidak ada orangnya, kamu duduk sejenak di teras dan aku mengikutimu, aku duduk. Kamu hanya menoleh. Kamu berdiri dan berjalan lagi, dan akupun selalu mengikutimu.

Kita masuk dalam sebuah lorong kecil yang gelap. Kita hanya berdua. Beberapa kata aku tanyakan “ kapan kita akan sampai?”, lalu kamu hanya terdiam seakan ingin menjawab tapi tak pasti. Aku berkata lagi “ Aku letih! Aku letih dengan semua ini!”. Aku berbalik badan dan kamu mengikutiku, Kamu tarik tanganku. Aku hanya tertunduk dan air mata tak dapat aku tahan. Kamu mengusapnya , kamu memeluk air mataku, kamu mengenggam air mata ini, lalu kamu berkata “maafkan aku” dan kamu berlari menjauh dari lorong ini, meninggalkanku di tempat ini. Dan sampai saat ini aku tak tahu dimana kamu. Sedangkan lorong ini sudah ramai dilewati beberapa orang, dan aku masih diam untuk menanti kehadiranmu kembali. Sampaikan kalau airmataku telah letih berjalan. Tears. Special: MB.

1 komentar:

iNfatuatiOn..... mengatakan...

ehm..ehm..cek!!
jago nulis juga nich..

bagus say, kayaknya tau deh ni tulisan buat siapa...